1. Beranda
  2. Profil Perusahaan
  3. Pesan dari CEO Ocean Eyes

Ocean Eyes Co., Ltd. adalah perusahaan rintisan berbasis teknologi yang memanfaatkan teknologi informasi terkini seperti pengenalan pola, simulasi oseanografi, dan asimilasi data untuk mengembangkan dan menyediakan layanan yang bertujuan mewujudkan pemanfaatan laut yang berkelanjutan. Sejak dimulainya proyek yang menjadi inspirasi pendirian perusahaan lebih dari sepuluh tahun lalu, aktivitas Ocean Eyes telah berkembang dari Jepang hingga mencapai skala global pada tahun 2025.

Dalam pesan ini, kami menyampaikan pemikiran dan inisiatif CEO kami, mencakup kegiatan Ocean Eyes saat ini, nilai-nilai inti yang kami junjung, pengembangan global, para pengguna layanan kami, serta kondisi dan prospek masa depan dari inti layanan kami: “laut dan data.” CEO Yusuke Tanaka berbicara secara luas kepada para pengguna yang sudah memakai layanan kami, mereka yang sedang mempertimbangkan untuk mengadopsinya, serta siapa pun yang tertarik pada tema seperti “Laut × AI,” “Laut × Machine Learning,” dan “Laut × Pemanfaatan Data.”

Mendukung Pemulihan Perikanan di Wilayah Terdampak Gempa Besar Jepang Timur Melalui Pemanfaatan Data

— Pak Tanaka, sebelum mendirikan Ocean Eyes, Anda bekerja di JAMSTEC dan terlibat dalam pengembangan sistem asimilasi data oseanografi. Apa yang pertama kali membuat Anda berkecimpung dalam sektor perikanan?

Tanaka: Saya pertama kali terlibat dalam bidang perikanan melalui proyek revitalisasi industri perikanan lepas pantai Sanriku yang hancur akibat Gempa Besar Jepang Timur. Banyak orang kehilangan segalanya karena bencana tersebut, dan proyek itu bertujuan memanfaatkan sains untuk membangun kembali perikanan secara lebih efisien—bahkan lebih baik daripada sebelum bencana terjadi. Saat itu, fokusnya adalah pada pemulihan pesisir, dan sebagai peneliti laut, saya dapat berkontribusi pada pemulihan industri budidaya ikan.

Kami berupaya melengkapi intuisi dan pengalaman nelayan dengan wawasan berbasis data—misalnya menunjukkan “Cara ini mempercepat pertumbuhan” atau “Metode ini meningkatkan kualitas.” Dengan menyajikan hasil berupa angka yang jelas, kami memastikan masyarakat di lapangan dapat memahami, menerima, dan memperoleh manfaat nyata seperti peningkatan pendapatan.

Namun meskipun perikanan pulih, jika pendapatan menurun, jumlah pekerja di sektor ini akan menurun. Pendapatan rendah sering mendorong pola pikir “menangkap sebanyak mungkin,” yang pada akhirnya bisa merusak industri itu sendiri dan dalam kasus ekstrem menyebabkan penangkapan berlebih. Dengan mempromosikan penggunaan data, kami dapat memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan perikanan, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi.

Daripada sekadar mengatakan, “Gunakan data—itu lebih baik,” saya percaya pentingnya untuk menunjukkan secara faktual area yang dapat ditingkatkan dan bagaimana hal itu berhubungan langsung dengan pendapatan. Inilah pendekatan yang harus terus dijalankan oleh Ocean Eyes.

Kata Kunci yang Dicari Dunia Saat Ini: ‘Keberlanjutan’

— Bisakah Anda memperkenalkan kegiatan bisnis Ocean Eyes dan nilai inti yang Anda anut?

Tanaka: Layanan Ocean Eyes menyediakan “prediksi daerah penangkapan ikan” dan “prediksi kondisi laut” untuk membantu nelayan menangkap ikan secara lebih efisien.
Saat presentasi di pameran atau seminar, pertanyaan pertama yang sering muncul adalah, “Apakah ini akan menyebabkan penangkapan berlebih?” Di Jepang, jumlah nelayan dan total tangkapan menurun, sehingga ada yang berpikir, “Kita harus menangkap sebanyak mungkin.” Namun perspektif ini tidak selalu berlaku secara global.
Selain itu, “keberlanjutan” kini menjadi konsep penting yang sangat diprioritaskan di seluruh dunia.

Dari perspektif ekonomi nelayan, mengoptimalkan keuntungan dalam batas tangkapan berarti menangkap ikan berukuran lebih besar sehingga dapat dijual dengan harga lebih tinggi. Dengan analisis data yang kami berikan, nelayan dapat menargetkan individu yang lebih besar, yang langsung meningkatkan pendapatan. Dari sisi sumber daya laut, menangkap ikan besar dan matang memungkinkan generasi berikutnya tumbuh, menjaga keberlanjutan ekosistem.

Tema keberlanjutan ini sering muncul di pameran internasional. Bahkan, mahasiswa yang mempelajari keberlanjutan di universitas datang untuk menanyakan pendapat ke booth Ocean Eyes. Kami merasa bahwa fokus global pada sustainability merupakan salah satu alasan mengapa layanan kami dibutuhkan oleh pelaku perikanan.

Dari Jepang ke Dunia: Peluncuran Aplikasi Prediksi Kondisi Laut untuk Perairan Indonesia

— Ocean Eyes aktif dalam pameran luar negeri. Bisakah Anda berbagi perkembangan ekspansi global Anda?

Tanaka: Pada 2025, kami berpartisipasi dalam VIVA TECHNOLOGY—pameran startup dan teknologi terbesar di Eropa—serta Musyawarah Nasional AP2HI ke-10 di Jakarta, dan juga melakukan presentasi di Expo 2025 Osaka. Selain itu, proyek untuk perairan Indonesia terpilih dalam program Space Strategy Fund JAXA, dan kami merilis aplikasi gratis bernama OEView yang memungkinkan pengguna mengakses data prediksi kondisi laut. Meskipun masih tahap PoC, ini merupakan langkah besar.

Saat ini kami fokus pada pengembangan bisnis di Indonesia, namun target jangka panjang kami adalah Asia Tenggara secara keseluruhan. Di kawasan ini, layanan prediksi daerah penangkapan ikan hampir tidak ada, sehingga kami memulai dengan memberikan apa yang bisa kami tawarkan terlebih dahulu.

Tanaka: Indonesia menunjukkan minat besar terhadap aplikasi Ocean Eyes, didorong oleh urgensi yang berbeda dari Jepang.

Pertama, pembatasan penangkapan di wilayah penangkapan tradisional meningkat, sehingga ada kebutuhan untuk memperbarui praktik perikanan. Selain itu, Indonesia berada di wilayah yang terdampak langsung oleh El Niño dan La Niña, sehingga daerah penangkapan dapat berubah drastis, membuat nelayan kesulitan menangkap ikan.

Sementara kami dapat memahami fenomena ini melalui analisis data, orang-orang di lapangan sering tidak memiliki akses ke informasi tersebut dan berkata, “Kami tidak bisa menangkap ikan!”

Di Jepang, ketika kami meluncurkan layanan Fishers Navi, banyak nelayan meminta informasi suhu air berdasarkan kedalaman tertentu. Namun di Indonesia, sebagian besar keputusan diambil berdasarkan suhu permukaan laut saja. Oleh karena itu, saat memperkenalkan fitur-fitur aplikasi, kami berencana menyajikannya secara bertahap—misalnya mulai dari pemahaman tingkat klorofil berdasarkan suhu permukaan laut.

Peran yang Diharapkan dari Prediksi Kondisi Laut: Mendukung Penyerahan Pengetahuan dan Keterampilan Nelayan

— Siapa saja yang biasanya menghubungi Ocean Eyes untuk menggunakan layanan Anda?

Tanaka: Menariknya, banyak pertanyaan datang dari generasi muda. Mereka terbuka untuk mencoba alat baru dan data jika tersedia. Mereka juga nyaman menghubungi kami melalui situs web.

Salah satu kelompok terbesar adalah mereka yang baru masuk ke industri perikanan—banyak dari mereka adalah pekerja yang pindah dari luar daerah (“I-turn”). Mereka tidak memiliki jaringan lokal untuk bertanya mengenai daerah penangkapan atau praktik setempat, sehingga mereka sering menghubungi kami.

Transfer keterampilan nelayan juga menjadi topik penting—kami bahkan pernah diwawancarai mengenai hal ini di pameran luar negeri. Menangkap intuisi dan pengalaman para ahli—yang biasanya hanya berupa “rasa”—dan mengubahnya menjadi data numerik yang dapat membantu generasi berikutnya. Ini merupakan pencapaian besar.

Kami sesekali menerima masukan dari nelayan berpengalaman yang khawatir tentang penerusan keterampilan mereka, meskipun sayangnya, pertanyaan semacam ini tidak terlalu banyak. Namun, seiring kami terus mengumpulkan data dari para ahli berpengalaman, saya yakin Ocean Eyes dapat memainkan peran yang berarti dalam mengatasi tantangan industri secara luas terkait transfer keterampilan kepada generasi muda.

Pentingnya dan Tantangan dalam Mengumpulkan Data Lapangan

— Anda menyebutkan bahwa mengumpulkan data lapangan sulit. Apakah hal ini masih menjadi tantangan di era digital saat ini?

Tanaka: Meskipun perangkat digital sudah umum, data laut yang relevan masih sulit dikumpulkan. Tantangannya berbeda di setiap negara, tetapi masalah umum adalah kurangnya data yang mudah digunakan dan dianalisis.

Data resmi dari pemerintah dan kapal penelitian memang ada, dan kami menggunakannya sebagai referensi. Namun sering kali tidak jelas apakah data tersebut mencerminkan kondisi nyata di wilayah tertentu—beberapa detail bahkan dihilangkan saat publikasi.

Itulah sebabnya pengumpulan data lapangan oleh orang-orang di lapangan—nelayan dan awak kapal—sangat penting. Saat ini, hampir tidak ada insentif bagi mereka untuk mengumpulkan data, sehingga situasinya tidak berubah.

Mengoperasikan kapal penelitian pun sangat mahal—biayanya dapat mencapai 10 juta yen per hari—sehingga tidak realistis untuk dilakukan secara rutin.

Meskipun seringkali sulit untuk mendapatkan data di lapangan, pengumpulan data ini sangat penting. Mengumpulkan sebanyak mungkin data dan melakukan analisis membantu kita memahami sumber daya laut dengan lebih baik. Di Ocean Eyes, kami sedang bekerja untuk mengumpulkan data terkait perikanan bersama dengan operator perikanan yang saat ini menggunakan layanan kami.

Data Publik Internasional yang Sangat Berharga—Tetapi Memiliki Keterbatasan

— Bisa jelaskan lebih lanjut mengenai data yang digunakan dalam layanan prediksi Ocean Eyes?

Tanaka: Data satelit umumnya terbuka dan bebas digunakan. Selain itu, terdapat pelampung oseanografi Argo yang dikembangkan secara internasional. Sekitar 3.000 pelampung mengumpulkan data selama bertahun-tahun dan dipublikasikan secara real time.

Tanaka: Namun 3.000 pelampung ini sangat sedikit dibanding luasnya lautan—sekitar satu pelampung per 300 km².

Di sekitar Jepang, hanya ada sekitar empat pelampung. Daerah seperti Laut Jepang memiliki distribusi yang tidak merata, dan perairan sempit seperti Laut Pedalaman Seto hampir tidak memiliki data sama sekali.

Orang mungkin mengira bahwa kita tahu banyak tentang perairan di dekat kawasan perkotaan, tetapi ironisnya, kedekatan dan aktivitas manusia yang padat membuat pengukuran menjadi sulit. Mengukur suhu air di tengah Laut Dalam Seto, misalnya, hampir sama seperti mencoba mengukur suhu udara di tengah jalan raya yang ramai. Badan Penjaga Pantai Jepang tidak dapat mengizinkan operasi berbahaya semacam itu.

Memanfaatkan Data yang Selama Ini Terbuang—Cara Mengubah Dunia

── Di Laut Pedalaman Seto, sebuah laut pedalaman di Jepang, banyak kapal melintas setiap hari, dan terdapat banyak kesempatan untuk menaiki kapal yang beroperasi secara reguler. Jika kita dapat memanfaatkan data kapal seperti ini, hal itu dapat membuka peluang yang sangat menarik.

Tanaka: Baik di laut dalam maupun laut lepas, saya yakin bahwa jika kita dapat menganalisis rute kapal berjadwal reguler, gambaran keseluruhan akan berubah secara dramatis.

Kapal mengumpulkan banyak data operasional—temperatur air untuk pendingin mesin, kecepatan angin dari anemometer, sensor pencegah kerusakan mesin, dan sebagainya. Data ini biasanya hanya dipakai sesaat dan segera dibuang.

Jika kita bisa mengambil dan memanfaatkan data tersebut, analisis kondisi laut akan berubah secara drastis.

Jika ada operator yang memiliki data tetapi tidak tahu cara memanfaatkannya, kami sangat ingin membantu. Itulah keahlian Ocean Eyes—menemukan nilai dalam data yang tampaknya biasa saja.

Tanaka: Jika catatan belum didigitalisasi, langkah pertama adalah memulai proses perekaman dan digitalisasi. Namun, menurut saya, inilah saat “pemanfaatan data” sebenarnya dimulai. Saat ini, ada banyak alat yang praktis tersedia—misalnya, mengambil foto berkala dari pembacaan sensor dan secara otomatis mengonversinya menjadi data teks. Ada berbagai cara untuk mendigitalisasi tanpa banyak usaha manual.

Hal penting lainnya adalah merencanakan pemanfaatan data secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Banyak proyek hanya mengumpulkan data tanpa rencana pemanfaatan, sehingga data itu akhirnya tidak digunakan dan proyek pun berhenti. Dengan merencanakan pemanfaatan data selama pengumpulan data, dan mengubah data yang sebelumnya dibuang menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti, pengumpulan data yang berkelanjutan menjadi manfaat yang jelas bagi operator.

Idealnya, Ocean Eyes dapat membeli data dari operator, memberikan nilai tambah, dan mendistribusikannya—membentuk ekosistem data laut yang berkelanjutan. Dalam jangka panjang, ini dapat membantu mengembangkan pasar data laut global.

Interview Production & Editing: Nibariki, LLC
Original Japanese Text & Photography: KANO, Yoshiko
Indonesian Translation & Localization: Theodosius Januarshah Sadikin (OceanEyes)